”Untuk gempa magnitudo 8,7 itu berdasarkan simulasi skenario terburuk yang kami ambil dari gempa terbesar yang pernah terjadi di Selatan Jawa,” kata peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Bencana ITB, Renza Renza Furqon.
Renza memaparkan hal ini lewat materi ”Potensi Ancaman Megathrust Selatan Jawa Barat dan Tsunami Kabupaten Sukabumi” pada Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana untuk Pengelola Wisata. Kegiatan ini digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Sukabumi di Resort Pangrango, Sukabumi, kemarin.
Di Selatan Jawa, ucap Renza, pernah terjadi gempa besar berkekuatan magnitudo 8,7. Selain itu tercatat juga terjadi gempa berkekuatan M 8,4 lalu M 7,4 dan M 7,6. “Seperti gempa Pangandaran 2006 dengan M 7,8 dan gempa Tasikmalaya 2009 kekuatannya M 7,3,” jelas dia.
Dengan adanya potensi gempa M 8,7 yang dipicu megathrust di Samudera Hindia, dikhawatirkan akan membangkitkan dan terjadinya tsunami. Renza menyebutkan bahwa ketinggian tsunami bisa mencapai 10 hingga 15 meter sedangkan rendamannya ke daratan bisa mencapai 2 kilometer. “Potensi megathrust di Selatan Pulau Jawa memang diprediksi para peneliti bahwa ada segmen-segmen yang disebut seismic gap. Segmen tersebut, belum ada pelepasan energi, baik dalam bentuk gempa maupun lainnya,” katanya.
No comments:
Post a Comment