Kabar hoaks dan misinformasi bisa menjadi masalah besar di zaman media sosial ini.Pasalnya, ketika sebuah informasi diunggah di lini masa media sosial, informasi itu bisa cepat menyebar dan dibagikan hingga ribuan kali dalam waktu singkat.
Facebook pun terus berjuang keras untuk mengatasi keberadaan hoaks dan misinformasi di platform-nya.
Facebook pun terus berjuang keras untuk mengatasi keberadaan hoaks dan misinformasi di platform-nya.
Kini, Facebook mencoba mengatasi hoaks dan misinformasi dengan menandai unggahan di Facebook dan Instagram dengan penerapan label.
Pada praktiknya, jika di Facebook atau Instagram ada unggahan yang diberi label, kemungkinan unggahan tersebut merupakan konten hoaks atau misinformasi.
ISTANA CERITA Pada bulan depan, konten di Facebook dan Instagram yang dinilai salah atau hoaks oleh pemeriksa fakta pihak ketiga akan mulai diberi label yang lebih jelas,” kata Facebook, sebagaimana dikutip dari Ubergizmo, Kamis (24/10/2019).
ISTANA CERITA Pada bulan depan, konten di Facebook dan Instagram yang dinilai salah atau hoaks oleh pemeriksa fakta pihak ketiga akan mulai diberi label yang lebih jelas,” kata Facebook, sebagaimana dikutip dari Ubergizmo, Kamis (24/10/2019).
Dengan pemberian label tersebut, pengguna bisa memutuskan sendiri apa yang harus mereka baca, percaya, dan bagikan.Rencananya, label akan ditampilkan di atas foto dan video yang dianggap hoaks dan misinformasi, termasuk di atas konten Stories di Instagram, serta akan terhubung ke penilaian dari pemeriksa fakta.
Penyebar Hoaks Berkisar Usia 45 ke Atas
Para pemuda dinilai sangat penting untuk menentukan nasib bangsa Indonesia. Bahkan pentingnya para pemuda sudah dirasakan oleh Bung Karno. Dalam kutipannya ia mengatakan
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya kuguncangkan dunia“
Padahal banyak tantangan yang perlu dilalui agar para pemuda bisa membangun Indonesia di kancah dunia. Pasalnya, perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan pada gaya hidup anak muda yang lahir di tahun 1980-an hingga 2000-an, yang biasa disebut generasi millenial atau generasi digital native.Mereka—generasi milenial– tumbuh dalam lingkungan serba digital. Berkat internet, mereka dapat menjalankan berbagai aktivitas menjadi lebih mudah.
Pada zaman ini, salah satu tantangan yang dihadapi oleh generasi muda ialah menghadapi pemberitaan bohong atau yang biasa disebut hoaks. Pasalnya, generasi milenial sangat gencar memanfaatkan teknologi dan mengikuti arus digital.Karena hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengajak generasi muda memerangi hoaks.
Kita mempunyai Siberkreasi mengambil peran sosialisasi agar penggunaan kecanggihan teknologi di era serba digital dengan sehat. Kami bekerjasama dengan Universitas GaJah Mada serta 95 instansi terkait,” ujar Nando.
Adanya Siberkreasi, menurut Nando akan memberikan peran positif bagi pegiat Internet agar terus melahirkan konten-konten yang positif.
“Kami menyasar anak-anak muda agar mereka tetap terjaga dan tidak ikut-ikutan menyebarkan Hoaks,” imbuh Nando.
Menurutnya, Siberkreasi selalu mengkampanyekan ke seluruh daerah di Indonesia setiap harinya. Jadi, hal itu upaya agar bisa melahirkan konten-konten positif terhadap masyarakat Indonesia.
“Dalam kampanyenya tantangan yang paling besar ialah karena Indonesia itu luas. Dan sumber daya manusia kami terbatas. Tetapi, kami berusaha agar kampanye Siberkreasi bisa merata,” tutur Nando.
Tips cerdas cegah Hoaks
Dalam pencegahan berita Hoaks, lanjut Nando, ada beberapa hal mudah yang bisa diterapkan oleh masyarakat Indonesia.Pertama, saat masyarakat mendapatkan berita hoaks, orang tersebut bisa mengecek dulu berita itu dengan membacanya secara detail.
“Jangan hanya judul yang dibaca, baca juga isi beritanya,” tutur Nando.
“Jangan hanya judul yang dibaca, baca juga isi beritanya,” tutur Nando.
Setelah itu, lihat portal beritanya kompeten atau tidak. Masyarakat juga bisa melihat dari dewa pers terkait media yang terdaftar dalam dewan tersebut.“Jangan percaya media ‘abal-abal’. Dewan pers selalu merilis media-media yang terdaftar sah,” imbuh Nando.
Selain itu, lanjut Nando, masyarakat bisa juga cek melalui www.stophoax.id.“Dalam situs itu kamu selalu update berita tentang Hoaks. Jadi, masyarakat bisa mengetahui kebenaran pemberitaan itu sendiri,” imbuh Nando.
No comments:
Post a Comment